Selasa, Juli 28, 2009

ANGGOTA WUDLU’: GERAKAN AKTIF MANUSIA

Berpikir, bergerak, dan berpindah. Demikianlah aktivitas manusia yang paling mendasar. Manusia berhubungan dengan obyek, baik berupa materi maupun immateri, faktual ataupun konseptual. Obyek materi atau faktual bisa ditangkap dengan indera penglihatan (mata), indera penciuman (hidung), dan indera peraba (kulit/telapak tangan dan telapak kaki). Sedangkan indera penglihatan (telinga) hanya menangkap obyek immateri atau konseptual. Andaikata seseorang tidak pernah melihat masjid, mencium bau kapur barus, atau meraba buku, tentu ia akan merasa asing bila mendengar kata masjid, kapur barus, dan buku. Ia masih bisa menangkapnya sebagai obyek immateri. Kita pernah mendengat kata pendidikan, kemiskinan, negara, dan sebagainya yang tidak pernah kita lihat, kita raba, atau kita cium.
Semua obyek tersebut dikirim ke otak. Panca indera bertugas melakukan sensori dan otak mengerjakan persepsi. Namun, kerja otak lebih luas lagi, ia tidak hanya menerima dan mengolah obyek, tetapi juga menyimpan dan mengirimkan ke seluruh anggota tubuh. Misalnya, Anda melihat kucing yang lucu, menyentuh bulunya yang halus, serta mendengar suara meongnya. Semua pekerjaan indera Anda ini dikirimkan ke otak Anda. Ketika otak Anda menerima pesan sensori dari indera, otak Anda mengolah dan menyimpannya ke memori dengan sangat cepat. Seketika itu pula otak membuat keputusan yang dikirim ke suluruh anggota tubuh. Boleh jadi, setelah menyentuh kucing, Anda langsung menggendongnya. Atau, begitu mendengar kata “meong”, otak langsung mengingatkan pengalaman Anda bersama kucing. Oleh karena itu, gerak-gerik kita diatur oleh otak, termasuk gerakan kedua tangan, gerakan kedua kaki, gerakan badan, gerakan kepala, bahkan gerakan hati. Mengenai keajaiban otak kita, ada penjelasan dari Robert Ornstein dan Richard F. Thompson dalam “The Amazing Brain” yang dikutip oleh Jalaluddin Rakhmat (2005: 5).
“Otak mengatur semua fungsi tubuh; mengendalikan kebanyakan perilaku dasar kita –makan, tidur, menghangatkan tubuh. Otak bertanggung-jawab atas semua kegiatan kita yang sangat canggih –menciptakan peradaban, musik, seni, ilmu, dan bahasa. Harapan-harapan kita, pikiran kita, emosi kita, dan kepribadian kita, semua dionggokkan –di suatu tempat tempat- di dalamnya. Setelah ribuan ilmuwan mempelajarinya selama berabad-abad hanya ada satu kata untuk menggambarkannya: menakjubkan.”
Kerajaan Manusia –begitu saya menyebutnya- dipimpin oleh Raja Otak. Istana sang raja berada di kepala. Di istana ini, Raja Otak dibantu oleh dibantu oleh mata, hidung, mulut, dan telinga. Selain itu, Raja Otak dilindungi oleh batok kepala pada ring pertama dan rambut pada ring kedua. Semua anggota tubuh –bagian dalam maupun bagian luar- tunduk pada printah Raja Otak. Tangan dan kaki bergerak juga dengan perintah Raja Otak. Kekuasaan Raja Otak meliputi wilayah jasmani dan rohani, raga dan jiwa, atau tubuh dan ruh. Dokter boleh saja mengamputasi tangan atau kaki; mengganti hati, liver, bahkan jantung sekalipun; tetapi tidak nntuk otak. Raja Otak amasih berkuasa meski kehilangan banyak anggota tubuh. Namun, kematian Raja Otak berarti tamatnya Kerajaan Manusia.
Tiap kali kita berpikir, ada 50 ribu sel yang mati dan lahir 50 ribu sel baru.
Pesan yang ditangkap dikirimkan ke otak dengan kecepatan 250 mil per jam.
Mulut kita bisa mendinginkan makanan yang panas dan mengahangatkan makanan yang dingin.
Anak-anak tertawa sekitar 300 kali setiap harinya, sementara orang dewasa Cuma 15-100 kali. Setiap 2000 kali wajah kita berkerut, maka muncul satu garis keriput.
Dalam 1 inchi tubuh manusia, ada kira-kira 32 juta bakteri.
Islam memperhatikan keadaan otak. Dalam Islam, terdapat ajaran yang mengandung pencegahan dalam kerusakan otak dan ajaran yang memuat perbaikan otak. Kerusakan otak dapat dicegah dan dihindari dengan larangan mengkonsumsi barang atau minuman yang memabukkan. Ajaran Islam telah melarang minuman keras, narkoba, dan sejenisnya, meskipun dengan kadar yang sangat sedikit, karena bisa merusak sel-sel otak yang pada gilitannya dapat menganggu kerja otak atau membunuh otak. Sementara itu, di antara ajaran Islan yang dapat meningkatkan perbaikan otak adalah wudlu’. Dalam wudlu’, hanya kepala sebagai satu-satunya anggota wudlu’ yang harus diusap dengan air, sedangkan anggota wudlu’ lain dengan basuhan air. Pengusapan tersebut bukan hanya membasahi kepada dengan air, melainkan pula menyentuh dan memijit kepala yang dapat merangsang kerja otak. Karenanya, pengusapan dengan basuhan beberapa helai rambut dianggap kurang sempurna.
Meskipun otak memiliki kerja yang sangat vital, namun ia bukan anggota wudlu’ yang pertama kali dilakukan. Secara berurutan, rukun wudlu’ adalah membasuh wajah, membasuh kedua tangan hingga siku-siku, mengusap kepala, dan membasuh kedua kaki hingga mata kaki. Demikian ini didasarkan pada surat al-Maidah ayat. Madzhab Syafi’i menambahkan dua rukun, yaitu niat dan tertib. Nu’aim bin ‘Abdullah al-Mujmar pernah menyaksikan cara wudlu’ Abu Hurairah RA,
“Abu Hurairah RA membasuh wajahnya hingga sempurna. Kemudian ia membasuh tangan kanannya hingga memasukkan lengan, lalu tangan kirinya juga memasukkan lengan. Kemudian ia mengusap kepalanya. Kemudian ia membasuh kaki kanannya hingga memasukkan betis, lalu membasuh kaki kirinya hingga memasukkan betisnya. “Demikian ini wudlu’ Rasulullah SAW yang pernah aku lihat”, ujar Abu Hurairah RA. Katanya lagi, “Rasulullah SAW pernah bersabda: Kalian memiliki cahaya wajah dan cahaya anggota tubuh pada Hari Kiamat karena kalian menyempurnakan wudlu’. Untuk itu, siapau di antara kalian yang mampu, maka hendaklah memperpanjang cahaya wajah dan cahaya anggota tubuh”.(Muslim, 1988: II: 132: Nomor 246).
Inti dari Hadits di atas adalah praktek penyempurnaan wudlu’. Selain Hadits tesebut, juga terdapat beberapa Hadits yang mengutarakan beberapa penyempurna wudlu’ lainnya, seperti membasuh jari-jari tangan, berkumur, menghisap air ke hidup dan mengeluarkannya, membasuh kedua telinga, dan berdoa setelah wudlu’. Hadits di atas juga mengemukakan keutamaan dari penyempurnaan wudlu’, yaitu luasnya anggota tubuh yang bercahaya di Hari Kiamat. Kita tidak bisa membuktikan cahaya ini selain dengan keimanan. Akan tetapi, berdasarkan penelitian medis, wudlu’ memiliki manfaat yang sangat besar bagi kesehatan kulit, bahkan penyakit dalam.
Wudlu bisa meningkatkan tekanan darah; menambah gerakan jantung; menambah jumlah sel-sel darah merah; mengaktifkan pertukaran (sirkulasi) dalam tubuh; memperkuat gerakan pernapasan; menambah kadar oksigen; memperbanyak kadar karbondioksida (CO²) yang keluar; memperlancar kencing; mengeluarkan racun-racun; menambah nafsu makan; mengaktifkan pencernaan; serta merangsang otot kulit dan otot sendi (DR. Muwaffaq asy-Syathi dalam Hilmi al-Khuli, 2007: 81-82).
Dengan informasi di atas, dapat dinyatakan bahwa cahaya akibat penyempurnaan wudlu’ tidak hanya terjadi pada Hari Kiamat, tetapi juga ketika berada di dunia. Dalam Hadits, cahaya wajah dibahasakan dengan al-ghurrah, selain wajah diistilahkan dengan al-tahjil. Wajah memiliki keutamaan. Dalam al-Qur’an, wajah didahulukan dibanding anggota yang lain, sehingga rukun wudlu’ yang dibasuh pertama kali adalah wajah. Ketika kita melihat orang lain, kita terlebih dahulu menatap wajahnya. Hampir tidak ada konsep busana yang menutupi wajah, kecuali busana dengan cadar. Raut wajah juga bisa digunakan untuk menilai keadaan jiwa serta kepribadian orang lain. Dari wajah, kita bisa melihat kedukaan dan keceriaan seseorang. Wajah juga menjadi representasi penampilan kita: wajah yang buruk dikatakan buruk, meski memiliki tubuh yang sempurna. Dengan demikian, basuhan air di wajah berarti menjaga wajah dari kekeringan, selalu halus dan lembab, hingga terlihat bercahaya. Cahaya ghurrah menerangi orang lain.
Setelah pembasuhan wajah, pembasuhan berikutnya adalah dua tangan hingga siku-siku. Apabila kita menelaah hal ini lebih dalam, kita akan menemukan bahwa gerakan tangan yang paling aktif adalah jari-jari, pergelangan tangan, lalu siku-siku. Telapak tangan sebagai indera peraba yang paling sensitif juga merupakan bagian dari tangan. Lengan tangan di atas siku-siku tidak banyak bergerak, melainkan menopang kekuatan gerakan tangan. Gerakan anggota tangan yang aktif ini menuntut penyegaran kembali serta perawatan yang optimal. Panas matahari yang menyengat, virus, debu, kotoran, dan penyakit menular bisa masuk melalui tangan yang aktif tersebut. Untungnya, ada banyak bulu halus yang berfungsi melindungi anggota tangan yang aktif. Umumnya, bulu tangan ini lebat pada bagian antara pergelangan tangan dan siku-siku. Endapan kotoran maupun virus yang terjaring oleh bulu-bulu halus tersebut dapat larut bersama air wudlu’ pada basuhan pertama dan kedua. Di basuhan yang ketiga, air wudlu’ menyegarkan kulit, darah, dan syaraf yang berada di tangan. Tangan yang terkena air wudlu’ akan memberikan cahaya di Hari Kiamat serta memunculkan cahaya saat di dunia. Cahaya dunia dari tangan tersebut adalah sinar yang menembus luar dan dalam tubuh. Berdasarkan penjelasan medis, justru tangan yang dibasuh dengan air semakin memperkuat organ tubuh bagian dalam. Karenanya, tahjil dapat diartikan sebagai cahaya untuk diri sendiri.
Apa yang terjadi bila suhu panas dalam tubuh diguyur oleh air wudlu’ yang dingin?
Ø Pembuluh darah bereaksi untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh lebih cepat, apalagi wajah, tangan, kepala, teling, dan kaki jauh dari jantung yang berada di dalam dada.
Ø Kelenjar peluh bekerja menyedot darah-darah kotor dan membuangnya keluar melalui bulu-bulu halus yang tumbuh di sekitar kulit (biasanya oleh ginjal melalui air seni). Begitu keluar, ia disapu oleh basuhan wudlu yang berulang kali.
Ø Kerja syaraf positif terangsang hingga ke pusat syaraf, yaitu otak. Syaraf positif ini mengurangi syaraf negatif, sehingga emosi bisa diredam.
Dalam praktek Abu Hurairah RA di atas, pembasuhan dua tangan dimulai dari tangan kanan, kemudian tangan kiri. Ini adalah kemuliaan anggota kanan atas anggota kiri. Al-Qur’an dalam surat al-Waqi’ah juga menamakan penghuni sorga sebagai pemilik kanan (ashhab al-yamin), dan penghuni neraka dengan pemilik kiri (ashhab al-syimal). Dalam menjalankan aktifitas, kita sering menggunakan anggota kanan untuk aktifitas yang mulia, sedangkan tangan kiri untuk aktifitas yang kurang mulia. Kemuliaan ini diukur dengan parameter kelayakan dan kepatutan. Dalam membersihakn kotoran, kita layak menggunakan tangan kiri, meski tidak dipersoalkan jika menggunakan tangan kanan. Makan dengan tangan kanan adalah baik dan benar, namun penggunaan tangan kiri hanya dinilai benar, tetapi tidak baik. Karenanya, mendahulukan anggota kanan dari anggota kiri dalam wudlu –begitu pula di luar wudlu- termasuk akhlak, bukan hukum. Meski demikian, pembiasaan hal ini memberikan dampak psikologis yang besar. Mereka yang terbiasa dominan dalam anggota kiri (Bahasa Jawa: Kipo) akan merasa kurang nyaman bila bergaul dengan masyarakat yang umumnya dominan dengan anggota kanan. Perasaan asing dan tidak normal ini bisa memunculkan rasa kurang percaya diri. Ditambah lagi, ia semakin merasa inferior di lingkungan yang menganggap mulia atas dominasi anggota kanan. Oleh karena itu, orang tua perlu mendidik dan membiasakan anak-anaknya dalam dominasi anggota kanan dan mendahulukannya atas anggota kiri.
Selain kedua tangan, mendahulukan anggota kanan atas anggota kir juga terjadi pada pembasuhan kedua kaki. Dalam suatu pendapat, kedua kaki tidak dibasuh, tetapi diusap. Untuk menghindari perbedaan pendapat, sebaiknya kedua kaki dibasuh sekaligus diusap hingga kedua mata kaki. Muncul pertanyaan yang menarik: mengapa kedua tangan wajib dibasuh hingga siku-siku, sementara kedua kaki hanya sampai kedua mata kaki, tidak sampai kedua lutut? Pertanyaan ini dapat dijawab dengan fungsi utama kaki, yakni menahan dan memindahkan tubuh dengan berdiri, berjalan, atau berlari. Jika Anda duduk bersila dengan melipat kedua kaki atau tidur dengan kaki yang terlentang, maka kaki demikian ini menjalankan fungsi sekundernya. Ketika kita berdiri, bejalan, atau berlari, maka kaki kita menjalankan fungsi primernya. Saat melakukan fungsi utama, anggota kaki yang paling bawah –yakni telapak kakai- jauh lebih berarti dibanding anggota yang berada di atasnya. Begitu pula, kaki hingga kedua mata kaki memiliki potensi dalam keseimbangan tubuh kita. Anda akan berjalan pincang jika Anda menderita asam urat di bagian belakang mata kaki. Cairan apapun dalam tubuh kita akan tertarik ke bawah oleh gravitasi bumi hingga menumpuk di bagian kaki yang paling bawah. Bagian kaki yang paling bawah hingga batas mata kaki memiliki banyak titik sensitif yang memiliki hubungan dengan anggota tubuh bagian dalam, semacam paru-paru, ginjal, hati, jantung, dan sebagainya. Karenanya, pengusapan dan pembasuhan di kaki bermanfaat sebagai pijitan sekaligus penyegaran tubuh.
Dalam rangka penyucian, anggota kaki yang paling bawah adalah rentan dengan kotoran. Kotoran ini bisa menyelinap di sela-sela jari kaki, sehingga dalam berwudlu tangan kita harus digunakan untuk membersihkan sela-sela jari tersebut. Selain itu, kotoran juga bisa hinggap di ujung kuku jari-jari kaki, sehingga kita disunnahkan memotong kuku tersebut. Berbeda dengan kulit betis kaki yang ditumbuhi oleh banyak bulu halus, mata kaki ke bawah hampir tidak ada bulunya. Hal ini dapat menyebabkan kotoran tidak disaring dengan ketat. Penting dicatat bahwa kotoran yang mengena pada kaki berasal dari permukaan tanah yang memiliki kandungan beraneka ragam, termasuk aneka macam penyakit. Sedangkan kotoran yang terdapat pada benda-benda di atas bumi bisa melekat pada kedua tangan. Namun, panca indera dan otak kita lebih banyak memperhatikan tangan dibanding kaki. Kita sering mencuci tangan daripada mencuci kaki. Secara refleks, tangan akan menghindar jika hendak menyentuh kotoran, tetapi hal ini jarang terjadi pada kaki. Kita sering menginjak kotoran tanpa diingatkan oleh panca indera maupun otak kita. Ketika kita memakai sepatu, kaki kita menjadi pengap hingga mengeluarkan bau tak sedap. Meski kita sering mengalami demikian, anehnya kita malas mencuci kaki kita. Melalui wudlu, kita bisa memperhatikan kesucian, kebersihan, dan kesehatan kaki.
Dari rangkaian anggota wudlu, ternyata seluruhnya terkait dengan aktifitas manusia. Tubuh manusia tidak akan bahaya bila kerap dialiri air, bahkan semakin baik. Kulit yang lembab lebih baik daripada kulit yang kering. Tidak hanya itu, pembasuhan dan pengusapan juga memerlukan tekanan air yang dingin dengan sedikit pijitan oleh tangan. Basuhan air wudlu dalam konsep pengobatan modern adalah hidromassage, yakni pijat dengan memanfaatkan air sebagai media penyembuhan. Semua anggota wudlu memiliki titik pijat akupunkur. Titik pijat ini bisa mencerdas pikiran, emosi, dan spiritual. Jumlah titik pijatan didaerah wajah sebanyak 84 titik akupunkur, daerah tangan 95 titik, daerah kepala 64 titik, telinga 125 titik dan kaki 125 titik (addin.wordpress.com/2008/03/ 12/akupunkur-wudhu/ 30k).
WUDLU ELEKTRIK
· Basuhlah kedua telapak tangan dengan jari-jari saling memijit satu sama lain. rasakan sengat listrik tubuh di masing-masing jari-jari.
· Berkumurlah dengan menggerakkan wajah melalui gerakan mulut. Rasakan daya listrik yang berada di wajah.
· Mencium bau air oleh hidung. Rasakan kedinginannya. Rasakan ketenangan syaraf otak.
· Basuhlah wajah sambil memijit wajah oleh jari-jari.
· Basuhlah kedua tangan hingga siku-siku sambil jari-jari tangan memijit dan mengerutkan kotoran di kulit tangan.
· Usapkanlah semua batok kepala dengan air sambil jari-jari memijitnya. Rasakan denyutan dari syaraf otak.
· Basuhlah kedua telinga dengan memijit daun telinganya. Rasakan denyutan listriknya.
· Basuhlah kedua kaki seraya memiit masing-masing jari kaki, punggung kaki dan sekitarnya hingga tumit. Di daerah ini, terdapat titik listrik yang menghubungkan anggota tubuh bagian dalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar